Pentingnya hidup hemat
Barang konsumtif dibeli meski tidak mutlak dibutuhkan. Pendeknya, "Biar kere, asal gaya," seloroh orang Jakarta. Kebutuhan-kebutuhan atau momen kehidupan penting di masa depan sangat kurang disadari atau dipertimbangkan. Mereka sangat mendewakan kehidupan gemerlap sesaat.
Keadaan ini didukung budaya masyarakat dan tata nilai keliru yang diikuti banyak orang begitu saja. Ketersediaan teknologi dan sarana modern bagi masyarakat tanpa diikuti pembelajaran pemanfaatannya secara etis dan bijak, diperparah dengan kondisi ekonomi yang tidak kunjung pulih, menciptakan terjadinya situasi yang serbasalah.
Memang kita sedang hidup di zaman yang penuh dengan nilai-nilai semu dengan berbagai peluang untuk bergaya, dan hidup dalam status sosial yang dipaksakan. Ketidakwaspadaan dalam menjalani hidup akan berujung pada jurang kehancuran finansial. Pemaksaan gaya hidup yang tidak ditopang kemampuan memadai akan bermuara pada penderitaan di hari tua.
Keselarasan Nilai
Pola hidup sederhana atau hemat adalah ungkapan yang banyak didengungkan pada zaman pemerintahan Orde Baru. Terlepas dari kegagalan pelaksanaannya, ungkapan itu sangat bagus dan relevan dalam memberikan makna dalam keuangan keluarga. Ada orang yang mengartikan sederhana dengan kecenderungan mengawasi pengeluarannya dengan sangat ketat, seperti pengembara di gurun pasir yang mengawasi air minumnya. Pemaknaan seperti itu tidak memecahkan permasalahan, yaitu kesejahteraan lahir batin. Pembatasan yang berlebihan malah akan merusak kepuasan kehidupan berkeluarga.
Kita pastinya pernah mengenal orang yang kikir dan materialistik, padahal ia hanya memiliki sedikit harta. Sebaliknya, ada juga orang yang menyenangkan dan relatif mandiri namun memiliki kebendaan melimpah.
Perbedaan antara pelit dan sederhana atau hemat mirip dengan perbedaan antara seni dan pornografi: sulit didefinisikan namun kita bisa merasakannya bila kita melihatnya. Definisi akuratnya tidaklah terlalu penting. Yang lebih penting adalah mengerti intinya.
Intisari dari kesederhanaan atau hemat adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Pembedaan ini menjadi sangat penting dalam menumbuhkan hubungan yang selaras dan lebih sehat berkenaan dengan uang. Dalam hal ini tidak ada satu rumus yang dapat memenuhi standar semua orang.
Kesederhanaan terkait dengan kesadaran untuk berusaha membatasi hidup untuk berfokus pada kebutuhan pokok kehidupan berkeluarga. Untuk hidup sederhana perlu disingkirkan pola hidup mewah. Agar kesederhanaan atau berhemat bisa terlaksana, diperlukan perubahan cara pandang dari dalam atau internal belief yang tulus. Pelaksanaan cara pandang baru itu akan jauh lebih mudah bila dibantu dengan peranti perencanaan berupa anggaran.